Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

BREAKING

Rabu, 29 Juni 2016

Istri Cantik Para Pejabat

Istri sejumlah kepala daerah di Tanah Air tidak kalah cantik dengan model dan artis sinetron.


Apriliani Yustin Ficardo - istri Gubernur Lampung, Muhammad Ridho Ficardo












Arumi Bachsin - Istri Bupati Trenggalek, Emil Dardak






Yane Ardian - istri Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto








Atalia Praratya - istri Wali Kota Bandung Ridwan Kamil








Adelia Wilhelmina - istri Wakil Wali Kota Palu, Sigit Purnomo Syamsuddin






Minggu, 26 Juni 2016

Kenali ciri dan efek vaksin palsu

"Dari pengakuan para pelaku, vaksin palsu sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Sejak kapannya, yaitu sejak 2003," ujar Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Agung Setya di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/6/2016). Sampai saat ini, penyidik baru menemukan barang bukti vaksin palsu di tiga daerah, yakni Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. 


Temuan pabrik vaksin palsu yang dikemas dengan botol bekas di Tangerang, Banten, telah memunculkan ketakutan di kalangan para orangtua yang akan mengimunisasi anak-anaknya. Mereka takut vaksin palsu itu memberikan dampak yang justru mengancam jiwa.



“Kalau tidak terbongkar sekian lama, secara logika berpikir pasti ada sesuatu. Ini yang harus ditindaklanjuti oleh Kementerian Kesehatan, BPOM dan aparat kepolisian. siapapun yang terlibat dipecat. Dari tahun 2003 tidak ketahuan kan luar biasa sekali,” kata Politisi Partai NasDem Irma Suryani Chaniago anggota Komisi IX tersebut. 
Berikut Ciri ciri Vaksin wajib (hepatitis, BCG dan campak) yang dipalsukan, Pediacel dan Tripacel:
  • Vaksin Palsu kemasannya tidak sesempurna aslinya.
  • Nomor batch dan expired date tidak jelas dan kabur.
  • Vaksin Pediacel DPaT HiB palsu tampak tutup botol vial vaksin warna biru lebih pudar. Kotak kemasan  putih lebih buram atau lebih tidak cerah. Tulisan dalam kemasan lebih kabur. Pada leaflet atau brosur keterangan obat lambang vaksin lebih gelap dan tidak halus.
  • Harganya yang tertulis di kemasan tidak sesuai dengan harga yang dikeluarkan distributor resmiPerbedaan harga dari yang asli bisa mencapai 200 – 400 ribu rupiah.
Bahan Vaksin Palsu
  • Bahan vaksin palsu adalah cairan infus dicampur dengan vaksin tetanus. Lalu mereka mengemasnya dan menjualnya sebagai vaksin wajib (hepatitis, BCG, dan campak).
  • Pemalsu memakai satu kotak vaksin tetanus. Kalau vaksin tetanus itu dicampur dengan infus bisa jadi 100 ampul vaksin. Jadi modalnya Rp 150 ribu buat beli vaksin tetanus dan cairan infus.
  • Kandungan lain masih dalam penelitian balai POM dan Puslabfor
Pada kasus peredaran vaksin palsu yang baru diungkap oleh kepolisian, diduga para tersangka pemalsuan vaksin mencampur cairan infus dengan antibiotik atau vaksin tetanus.

Menurut ahli vaksin, dr.Dirga Sakti Rambe Msc-VPCD, ada dua efek negatif pemberian vaksin palsu pada bayi.

"Yang pertama dampak keamanan vaksin palsu itu dan yang kedua dampak proteksi atau kekebalan, yakni bayi yang diberi vaksin palsu tentu tidak memiliki proteksi atau kekebalan," kata Rambe seperti dikutip Antara.

Ahli vaksin dari Universitas Siena, Italia itu, menambahkan, terkait dampak keamanan, kata dia, tergantung dari larutan yang dicampurkan pembuat vaksin palsu.

Saat ini, kandungan yang terdapat dalam vaksin palsu masih diteliti lebih lanjut oleh Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian Indonesia dan Badan POM.

"Yang jelas proses pembuatan vaksin palsu tentu tidak steril bisa tercemar virus, bakteri, dan lain sebagainya yang tidak baik bagi kesehatan," katanya.

Dia menambahkan, kemungkinan jangka pendek yang dapat terjadi adalah timbulnya infeksi.

"Infeksi bisa bersifat ringan bisa juga infeksi sistemik. Infeksi berat bisa berupa demam tinggi, laju nadi meningkat, laju pernafasan meningkat, leukosit meningkat, anak sulit makan minum hingga terjadinya penurunan kesadaran," katanya.

Gejala infeksi ini bisa dilihat tidak lama setelah diimunisasikan. Jadi kalau sudah sekian lama tidak mengalami gejala infeksi setelah imunisasi bisa dipastikan aman. Bisa jadi anak Anda bukan diimunisasi dengan vaksin palsu, tetapi memang dengan vaksin asli.
Sementara itu, untuk dampak proteksi tujuan vaksinasi tidak tercapai, yaitu membentuk kekebalan tubuh sebelum seseorang jatuh sakit.
 
Copyright © 2013 Berita Dalam Dunia
Design by FBTemplates | BTT